Pages

Ads 468x60px

Tuesday, January 7, 2014

Mengenal Penyakit Maag

Tahun baru ada info baru nih ;)

Pasti udah gak asing sama istilah maag kan? Apalagi buat kita mahasiswa yang notebene "anak kostan" yang jadwal makannya entah kaya gimana. Secara gak ada lagi yang masakin makanan kayak di rumah. Kalau mau makan, ya cari makan ke luar atau masak sendiri, kalau gak masak atau cari makan keluar ya berarti gak makan. Sebenernya maag itu apa sih? Penyakit maag itu kaya gimana sih?

Let's find out

intro lagi. hehehe
Apakah anda pernah atau sering merasa perih dibagian lambung? Sering merasa mual atau kehilangan nafsu makan? Hati-hati! bisa jadi anda terkana penyakit maag.


Kalau kita mencoba searching pada literature berbahasa Inggris, kita tidak akan menemukan “maag disease” atau penyakit maag. Kenapa? Ya, karena istilah maag berasal dari Bahasa Belanda, “de maag” yang artinya lambung. Jadi sakit maag artinya sakit lambung.

Bahasa medis untuk penyakit lambung ada dua macam, gastritis dan ulkus peptic (peptic ulcer atau stomach ulcer). Sakitnya sama-sama dilambung, gejalanya hampir-hampir mirip, tetapi derajat keparahannya berbeda. Gastritis belum tentu berarti ada luka di lambung (ulkus peptic). Tukak lambung (stomach ulcer) sakit lambung yang lebih berat dari gastritis, dimana sudah terjadi luka pada lambung semacam lubang (erosi). 


Ini dia informasi penyakit maag yang dikutip dari buku Resep Sehat yang ditulis Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt yang terbit tahun 2010 terbitan KANISIUS (anggota IKAPI), Yogyakarta.


Apa itu Gastritis?
Gastritis adalah radang/inflamasi pada lambung. Radang artinya ada cedera pada lambung yang menyebabkan sel-sel darah putih bermigrasi ke dinding lambung. dinding lambung juga mengalami pembengkakan. 

Apa Penyebabnya?
Gastritis dapat disebabkan oleh adanya infeksi, iritasi, gangguan autoimun atau aliran balik empedu ke lambung. Infeksinya bisa disebabkan oleh bakteri atau virus, sedangkan iritasi lambung bisa disebabkan karena makanan atau obat-obatan. Beberapa obat bisa menyebabkan iritasi lambung, seperti aspirin dan obat-obat Anti Inflamasi Non-Steroid (NSAI) seperti diklofenak, piroksisam, fenilbutazon, dan lain-lain. Makanan yang terlalu asam dan terlalu pedas juga bisa menyebabkan iritasi lambung buat mereka yang peka. Beberapa iritan lambung yang lain antara lain adalah alkohol, produksi asam lambung yang berlebihan, gangguan muntah kronis, dan lain-lain. Gastritis bisa terjadi secara tiba-tiba (gastritis akut) atau secara bertahap (gastritis kronis).

Apa Gejalanya?
Kadang-kadang tidak ada gejala sama sekali. Namun beberapa gejala yang sering terjadi adalah: segukan, kurang nafsu makan, mual, muntah, kadang bisa muntah dengan sedikit darah atau cairan seperti kopi, dan bisa pula terjadi warna kehitaman pada feses (tinja)

Bagaimana Pengobatannya?
Pengobatannya bervariasi tergantung penyebab spesifiknya. Jika disebabkan karena penggunaan aspirin atau obat lain, maka hentikan obatnya. Namun pada sebagian besar kasus gastritis, menetrelkan asam lambung dengan antacid atau mengurangi produksi asam lambung dengan obat-obatan penekan asam lambung biasanya sangat membantu mengatasi gejala.

Apa itu tukak lambung (Stomach Ulcer)?
Ini termasuk jenis penyakit lambung yang lebih berat dari gastritis, dimana sudah terjadi tukak atau luka pada lambung. Ada semacam lubang (erosi) pada beberapa bagian dari saluran cerna. Jenis yang paling umum adalah tukak duodenum, yaitu yang terjadi pada usus duodenum, kira-kira sekitar 12 inci setelah lambung. Tukak yang terjadi pada lambung tu sendiri disebut tukak gastrik atau tukak peptic (gastric ulcer).

Apa Penyebab Tukak Lambung?
Penyebab langsung tukak lambung adalah adanya kerusakan pada mukosa lambung atau usus halus akibat adanya asam lambung, yang normalnya ada di dalam lambung pada proporsi tertentu. Selain itu, infeksi bakteri Helicobacter phylori juga berperan penting menyebabkan tukak lambung maupun duodenum. Bakteri ini mungkin dituarkan dari orang lain melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Pengobatan yang paling efektif adalah menggunakan antibiotika.
Cedera pada permukaan mukosa lambung dan lemahnya pertahanan pada mukosa lambung juga berperan menyebabkan tukak lambung. Sekresi asam lambung yang berlebihan, faktor genetic, dan stress psikologi juga termasuk faktor yang menyebabkan terjadinya dan memberatnya tukak lambung. Sama seperti gastritis, penggunaan obat-obat seperti aspirin atau NSAID lainnya secara kronis juga menyebabkan tukak lambung.

Apa Gejalanya?
Gejala utama tukak lambung adalah panas dan seperti digerogoti pada daerah lambung yang terjadi sekitar 30 menit sampai 3 jam. Rasa nyerinya sering ditafsirkan seperti rasa terbakar, salah cerna, atau lapar. Nyerinya umumnya terjadi di usus bagian atas, tetapi kadang juga terjadi segera setelah makan. Pada orang lain, nyeri mungkin tidak sampai beberapa jam setelah makan. Nyerinya lading bisa membangunkan orang pada saai tidur malam.
Gejala lainnya adalah kehilangan nafsu makan dan turun berat badan. Tapi penderita tukak duodenum mungkin malah akan naik berat badannya, karena ia akan lebih banyak makan untuk mengatasi gejala yang tidak enak di perut. Selain itu, penderita tukak peptic dapat pula mengalami muntah yang berulang, tinja berwarna kehitaman, atau darah pada tinja karena ada perdarahan di lambung, atau anemia karena kekurangan darah, dan lain-lain.

Bagaimana pengobatannya?
Tukak lambung yang disebabkan oleh bakteri Helicobacter pylori harus diobati dengan antibiotika yang harus di peroleh dengan resep dokter. Antibiotika yang sering dipakai adalah kombinasi klaritromisin dengan amoksisilin atau metronidazole, yang harus digunakan sekitar 2 minggu.
Beberapa obat uang digunakan untuk menetralkan asam lambung antara lain:
  1. Antasid
  2. Antagonis Histamin H2, contohnya simetidin, ranitidine, famotidine dan nizatidin.
  3. Penghambat Pompa Proton, contohnya: omeprazole, lansoprazol, dan pantoprazole.
  4. Pelindung Mukosa Lambung dan Duodenum, contohnya sukralfat.
  5. Analog Prostaglandin, contohnya misoprostol. 
Selain pengobatan, kita juga harus berpartisipasi dalam pencegahan. Seperti yang sudah sering kita dengar "mencegah lebih baik dari pada mengobati". Dan sebagai agen preventif, saya juga menganjurkan untuk melalukukan pencegahan penyakit maag. pencegahan dapat dilakukan dengan cara seperti berikut. 


Makan teratur

Hindari Stress

Kurangi konsumsi makanan dan minuman yang merangsang

Hindari rokok dan alkohol
Biasakan pola tidur teratur

Sekian informasinya, semoga bermanfaat
Akhir kata
Viva Preventiva

No comments:

Post a Comment