Tahun baru ada info baru nih ;)
Pasti udah gak asing sama istilah maag kan? Apalagi buat kita mahasiswa yang notebene "anak kostan" yang jadwal makannya entah kaya gimana. Secara gak ada lagi yang masakin makanan kayak di rumah. Kalau mau makan, ya cari makan ke luar atau masak sendiri, kalau gak masak atau cari makan keluar ya berarti gak makan. Sebenernya maag itu apa sih? Penyakit maag itu kaya gimana sih?
Pasti udah gak asing sama istilah maag kan? Apalagi buat kita mahasiswa yang notebene "anak kostan" yang jadwal makannya entah kaya gimana. Secara gak ada lagi yang masakin makanan kayak di rumah. Kalau mau makan, ya cari makan ke luar atau masak sendiri, kalau gak masak atau cari makan keluar ya berarti gak makan. Sebenernya maag itu apa sih? Penyakit maag itu kaya gimana sih?
Let's find out
intro lagi. hehehe
Apakah anda pernah atau sering merasa perih dibagian lambung? Sering merasa mual atau kehilangan nafsu makan? Hati-hati! bisa jadi anda terkana penyakit maag.
Kalau kita mencoba searching pada literature berbahasa Inggris, kita tidak akan menemukan “maag disease” atau penyakit maag. Kenapa? Ya, karena istilah maag berasal dari Bahasa Belanda, “de maag” yang artinya lambung. Jadi sakit maag artinya sakit lambung.
Bahasa medis untuk penyakit lambung ada dua macam, gastritis dan ulkus peptic (peptic ulcer atau stomach ulcer). Sakitnya sama-sama dilambung, gejalanya hampir-hampir mirip, tetapi derajat keparahannya berbeda. Gastritis belum tentu berarti ada luka di lambung (ulkus peptic). Tukak lambung (stomach ulcer) sakit lambung yang lebih berat dari gastritis, dimana sudah terjadi luka pada lambung semacam lubang (erosi).
Ini dia informasi penyakit maag yang dikutip dari buku Resep Sehat
yang ditulis Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt yang terbit tahun 2010 terbitan
KANISIUS (anggota IKAPI), Yogyakarta.
Apa itu
Gastritis?
Gastritis adalah
radang/inflamasi pada lambung. Radang artinya ada cedera pada lambung yang
menyebabkan sel-sel darah putih bermigrasi ke dinding lambung. dinding lambung
juga mengalami pembengkakan.
Apa
Penyebabnya?
Gastritis
dapat disebabkan oleh adanya infeksi, iritasi, gangguan autoimun atau aliran
balik empedu ke lambung. Infeksinya bisa disebabkan oleh bakteri atau virus,
sedangkan iritasi lambung bisa disebabkan karena makanan atau obat-obatan.
Beberapa obat bisa menyebabkan iritasi lambung, seperti aspirin dan
obat-obat Anti Inflamasi Non-Steroid (NSAI) seperti diklofenak,
piroksisam, fenilbutazon, dan lain-lain. Makanan yang terlalu asam dan
terlalu pedas juga bisa menyebabkan iritasi lambung buat mereka yang peka.
Beberapa iritan lambung yang lain antara lain adalah alkohol, produksi asam
lambung yang berlebihan, gangguan muntah kronis, dan lain-lain. Gastritis bisa
terjadi secara tiba-tiba (gastritis akut) atau secara bertahap (gastritis
kronis).
Apa
Gejalanya?
Kadang-kadang
tidak ada gejala sama sekali. Namun beberapa gejala yang sering terjadi adalah:
segukan, kurang nafsu makan, mual, muntah, kadang bisa muntah dengan sedikit
darah atau cairan seperti kopi, dan bisa pula terjadi warna kehitaman pada
feses (tinja)
Bagaimana
Pengobatannya?
Pengobatannya
bervariasi tergantung penyebab spesifiknya. Jika disebabkan karena penggunaan
aspirin atau obat lain, maka hentikan obatnya. Namun pada sebagian besar kasus
gastritis, menetrelkan asam lambung dengan antacid atau mengurangi produksi
asam lambung dengan obat-obatan penekan asam lambung biasanya sangat membantu
mengatasi gejala.
Apa itu
tukak lambung (Stomach Ulcer)?
Ini
termasuk jenis penyakit lambung yang lebih berat dari gastritis, dimana sudah
terjadi tukak atau luka pada lambung. Ada semacam lubang (erosi) pada beberapa
bagian dari saluran cerna. Jenis yang paling umum adalah tukak duodenum, yaitu
yang terjadi pada usus duodenum, kira-kira sekitar 12 inci setelah lambung.
Tukak yang terjadi pada lambung tu sendiri disebut tukak gastrik atau tukak peptic
(gastric ulcer).
Apa
Penyebab Tukak Lambung?
Penyebab
langsung tukak lambung adalah adanya kerusakan pada mukosa lambung atau usus
halus akibat adanya asam lambung, yang normalnya ada di dalam lambung pada
proporsi tertentu. Selain itu, infeksi bakteri Helicobacter phylori juga
berperan penting menyebabkan tukak lambung maupun duodenum. Bakteri ini mungkin
dituarkan dari orang lain melalui makanan atau air yang terkontaminasi.
Pengobatan yang paling efektif adalah menggunakan antibiotika.
Cedera
pada permukaan mukosa lambung dan lemahnya pertahanan pada mukosa lambung juga
berperan menyebabkan tukak lambung. Sekresi asam lambung yang berlebihan,
faktor genetic, dan stress psikologi juga termasuk faktor yang menyebabkan
terjadinya dan memberatnya tukak lambung. Sama seperti gastritis, penggunaan
obat-obat seperti aspirin atau NSAID lainnya secara kronis juga menyebabkan
tukak lambung.
Apa
Gejalanya?
Gejala
utama tukak lambung adalah panas dan seperti digerogoti pada daerah lambung
yang terjadi sekitar 30 menit sampai 3 jam. Rasa nyerinya sering ditafsirkan
seperti rasa terbakar, salah cerna, atau lapar. Nyerinya umumnya terjadi di
usus bagian atas, tetapi kadang juga terjadi segera setelah makan. Pada orang
lain, nyeri mungkin tidak sampai beberapa jam setelah makan. Nyerinya lading
bisa membangunkan orang pada saai tidur malam.
Gejala
lainnya adalah kehilangan nafsu makan dan turun berat badan. Tapi penderita
tukak duodenum mungkin malah akan naik berat badannya, karena ia akan lebih
banyak makan untuk mengatasi gejala yang tidak enak di perut. Selain itu,
penderita tukak peptic dapat pula mengalami muntah yang berulang, tinja
berwarna kehitaman, atau darah pada tinja karena ada perdarahan di lambung,
atau anemia karena kekurangan darah, dan lain-lain.
Bagaimana
pengobatannya?
Tukak
lambung yang disebabkan oleh bakteri Helicobacter pylori harus
diobati dengan antibiotika yang harus di peroleh dengan resep dokter.
Antibiotika yang sering dipakai adalah kombinasi klaritromisin dengan amoksisilin atau metronidazole, yang
harus digunakan sekitar 2 minggu.
Beberapa
obat uang digunakan untuk menetralkan asam lambung antara lain:
- Antasid
- Antagonis Histamin H2, contohnya simetidin,
ranitidine, famotidine dan nizatidin.
- Penghambat Pompa Proton,
contohnya: omeprazole, lansoprazol, dan pantoprazole.
- Pelindung Mukosa Lambung dan
Duodenum, contohnya sukralfat.
- Analog Prostaglandin, contohnya
misoprostol.
Selain pengobatan, kita juga harus berpartisipasi dalam pencegahan. Seperti yang sudah sering kita dengar "mencegah lebih baik dari pada mengobati". Dan sebagai agen preventif, saya juga menganjurkan untuk melalukukan pencegahan penyakit maag. pencegahan dapat dilakukan dengan cara seperti berikut.
Kurangi konsumsi makanan dan minuman yang merangsang
Hindari rokok dan alkohol
Biasakan pola tidur teratur
Sekian informasinya, semoga bermanfaat
Akhir kata
Viva Preventiva
No comments:
Post a Comment